Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diminta tidak lagi membuka jurusan Farmasi. Sebab saat ini, tenaga kerja dibidang Farmasi sudah over suplay.

“Kalau tetap buka jurusan tersebut, yang ada hanya menciptakan lulusan untuk jadi pengangguran,” kata Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Hamid Muhammad, di sela penandatanganan Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerjasama antara Kemendikbud dengan PT Erajaya Swasembada Tbk.

Hamid mengatakan saat ini pihaknya mendorong SMK untuk membuka lebih banyak jurusan industri perhotelan dan pariwisata, jurusan logistik, jurusan retail, dan jurusan film. Empat jurusan tersebut pasar tenaga kerjanya masih terbuka sangat lebar.

Sementara itu Direktur Pembinaan SMK Bakhrun mengatakan salah satu jurusan yang banyak peminatnya saat ini adalah keahlian bisnis dan manajemen. Lulusan jurusan ini sebagian besar terserap dalam dunia kerja.

Bakhrun mengingatkan tingkat persaingan kerja saat ini semakin ketat. Lulusan SMK tidak hanya berhadapan dengan sesama lulusan SMK tetapi juga satuan pendidikan lain.

Karenanya, lulusan SMK khususnya bidang keahlian bisnis dan manajemen perlu dibekali dengan pengetahuan dan ketrampilan yang berorientasi kepada industri. Sehingga mereka memiliki daya saing yang lebih unggul karena kompetensi yang dimiliki sesuai kebutuhan industri.

Dalam rangka meningkatkan kualitas dan saya saing SDM lulusan SMK, pihaknya menjalin kerjasama dengan sejumlah industri, satu diantaranya PT Erajaya Swasembada Tbk. Perusahaan yang bergerak dibidang importir, distribusi dan perdagangan ritel perangkat seluler tersebut memiliki 800 toko yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Kerjasama tersebut meliputi penyelarasan kurikulum dan bahan ajar, pelatihan guru produktif,program CSR, fasilitasi praktek kerja lapangan bagi siswa SMK dan memfasilitasi perekruitan lulusan SMK jurusan Bisnis dan Manajemen.